Rahmatanlilalamin.or.id – Ibadah puasa artinya ialah menahan diri dari haus dan lapar serta segala sesuatu yang dapat membatalkannya sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari karena menjalankan perintah Allah SWT. Dalam Islam, ibadah puasa atau yang disebut juga shaum terdiri atas puasa wajib dan puasa sunnah.
Puasa wajib ialah puasa yang hukumnya wajib bagi setiap muslim, berpahala ketika dikerjakan dan menjadi dosa ketika ditinggalkan. Contoh puasa wajib ialah puasa di bulan Ramadan selama satu bulan penuh.
Kemudian, puasa sunnah adalah puasa yang hukumnya tidak wajib, diganjar pahala ketika dikerjakan dan tidak menjadi dosa ketika tidak dikerjakan. Puasa sunnah terdiri dari beberapa amalan mulai dari yang bersifat tahunan, bulanan, hingga yang mingguan.
Secara umum, hikmah menjalankan ibadah puasa sunnah ialah dapat meningkatkan keimanan dan kedekatan diri kepada Allah, meraih kecintaah dan keridhoan-Nya, serta diselamatkan dari siksa api neraka. Mengutip dari laman nu.or.id, Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya pernah menyampaikan:
مَنْ صَامَ يَوْماً في سَبيل الله بَاعَدَ اللهُ تَعَالضى وَجْهَهُ عَن النار سَبْعينَ خَريفاً
Artinya: “Siapa saja yang berpuasa satu hari di jalan Allah—semata karena-Nya—maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh musim,” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Macam-Macam Puasa Sunnah
Terdapat macam-macam puasa sunnah yang dapat dikerjakan oleh umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada-Nya. Mengutip dari laman nu.or.id, berikut adalah sejumlah amalan puasa sunnah sebagaimana diuraikan oleh Syeikh Mushthafa Al-Khin dalam Al-Fiqhul Manhaji:
1. Puasa Arafah Bulan Dzulhijjah
Puasa Arafah disunnahkan pada tanggal 9 Dzulhijjah atau satu hari sebelum hari raya Idul Adha. Adapun keutamaan dari menjalankan ibadah puasa ini ialah dihapuskannya dosa selama satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang. Hal iu sesuai dengan sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Muslim sebagai berikut:
صَوْمُ عَرَفَةَ يُكَفر السنةَ الْمَاضيَةَ وَالبَاقيَةَ
Artinya, “Puasa Arafah melebur dosa satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang,” (HR Muslim).
Di samping itu, umat Islam juga disunnahkan pada delapan hari sebelumnya dari tanggal 1 sampai 8 Dzulhijjah.
2. Puasa Asyura dan Tasu’a
Puasa Asyuro dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram, adapun salah satu keutamaannya ialah dihapuskan dosa selama satu tahun sebagaimana sabda Nabi SAW berikut ini:
صيام يوم عاشوراء يكفر السنة الماضية
Artinya, “Puasa Asyura melebur dosa satu tahun yang lalu,” (HR Muslim).
Puasa Asyura ini juga disandingkan dengan puasa Tasu’a sesuai dengan perintah Rasulullah SAW meskipun beliau tidak sempat menunaikannya.
Hikmah dari anjuran tersebut ialah menjaga kekeliruan dalam penentuan awal bulan dan juga untuk menyelisihi kebiasaan umat Yahudi yang juga terbiasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Selain tanggal 9, puasa Asyura juga dapat diiringi dengan puasa pada hari berikutnya yakni tanggal 11 Muharram.
3. Puasa Senin dan Kamis
Puasa sunnah hari Senin dan Kamis merupakan salah satu amalan yang juga rutin dijalankan oleh Rasulullah. Keutamaannya ialah menjadi amalan penyerta saat dilaporkannya amal manusia pada hari-hari tersebut.
تعرض الأعمال يوم الاثنين والخميس، فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم
Artinya, “Amal-amalan itu ditunjukkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Maka aku ingin amalku ditunjukkan saat aku sedang berpuasa,” (HR At-Tirmidzi).
4. Puasa Bulan Sya’ban
Bulan Syaban menjadi salah satu bulan yang dianjurkan agar memperbanyak amalan puasa pada bulan tersebut. Hal itu dikarenakan pada bulan terdapat satu hari dimana amaalan-amalan seorang hamab diangkat. Rasulullah SAW bersabda:
أَنَّهُ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – سُئِلَ عَنْ إكْثَارِهِ الصَّوْمَ فِي شَعْبَانَ فَقَالَ إنَّهُ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: Saat Nabi saw. ditanya karena memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, beliau menjawab, “Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat. Aku ingin amalku diangkat pada saat aku berpuasa,” (HR. Ahmad).
5. Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh atau disebut juga puasa pertengahan bulan. Adapun pelaksanaannya ialah pada tanggal 13,14 dan 15 dalam setuap bulan Hijriah kecuali pada tanggal 13 Dzulhijjah yang berteparan dengan hari Tasyrik. Berkaitan dengan puasa Ayyamul Bidh, Rasulullah SAW bersabda:
صوم ثلاثة من كل شهر صوم الدهر
Artinya, “Puasa tiga hari dalam setiap bulan laksana puasa satu tahun,” (HR. Muslim).
6. Puasa Sunnah Bulan Syawal
Pada bulan Syawal, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa selama enam hari baik secara berturut-turut maupun berangsur sejak tanggal 2 Syawal. Adapun keutamaan puasa ini ialah mendapatkan pahala satu tahun sebagaimana sabda Nabi SAW berikut ini:
من صام رمضان ثم أتبعه ستا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa selama satu tahun,” (HR. Abu Dawud).
7. Puasa Dawud
Puasa Dawud adalah selang sehari: sehari berpuasa, sehari berbuka secara terus menerus. Rasulullah menyebut puasa ini sebagai salah satu puasa yang paling utama, sebab tidak ada puasa yang memakan waktu setengah tahun selain puasa ini. Rasulullah SAW bersabda:
أَفْضَلُ الصَّوْمِ صَوْمُ أَخِي دَاوُدَ كَانَ يَصُومُ يَوْمًا، وَيُفْطِرُ يَوْمًا
Artinya, “Sebaik-baiknya puasa adalah puasa saudaraku, yaitu Dawud. Ia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari,” (HR. Ahmad).
Manfaat Menjalankan Puasa Sunnah
Puasa sunnah merupakan puasa yang dianjurkan diluar puasa wajib selama satu bulan penuh di bulan Ramadan. Dalam hal ini, selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, berpuasa juga menjadi salah satu cara yang dianjurkan Rasulullah untuk menjaga badan agar tetap sehat. Mengutip dari laman tirto.id, berikut adalah sejumlah manfaat menjalankan ibadah puasa sunnah bagi umat Islam dalam berbagai aspek.
1. Melatih diri dalam mengendalikan hawa nafsu
Ibadah puasa mengajarkan kita untuk bersabar dalam berbagai hal, mulai dari menahan diri dari haus dan lapar selama satu hari penuh, hingga menahan diri dari berbagai hal yang dapat mengurangi pahala puasa.
Tentunya sesuatu yang dapat mengurangi pahala puasa pada umumnya merupakan sesuatu yang disukai dan memenuhi hawa nafsu seseorang seperti gibah, berkata kotor, dan menggunjing orang lain.
Adapun bagi yang gagal dalam mengendalikan hawa nafsunya ketika berpuasa, maka yang ia dapat selama berpuasa adalah perasaan lapar dan haus saja. Rasulullah SAW bersabda:
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga,” (HR. Nasa’i).
2. Melatih hidup sederhana
Meskipun tidak sepenuhnya sama, berpuasa juga menjadi salah satu cara untuk merasakan apa yang orang dibawah kita rasakan yakni menahan lapar dan haus seharian. Hal itu kemudian dapat melatih diri kita untuk hidup sederhana dan senantiasa berbagi.
3. Menjaga kesehatan tubuh
Pada saat menjalankan ibadah puasa, tubuh kita akan membuang racun-racun yang dapat menjadi sumber penyakit. Di samping itu, pada saat yang sama tubuh juga akan beristirahat dari segala macam makanan dan minuman yang terkadang tidak menyehatkan. Dengan demikian, berpuasa menjadi salah satu cara untuk memelihara kesehatan tubuh.
4. Membiasakan diri untuk taat beribadah
Ibadah puasa merupakan amalan yang secara instens dilaksanakan selama satu hari penuh. Dengan demikian, orang yang berpuasa akan terbaisa dirinya untuk beribadah kepada Allah dan tidak meninggalkan ibadah lainnya juga.
5. Meneladani kebiasaan Rasulullah
Rasullah SAW adalah sebaik-baik teladan bagi umat Islam, dan bagi siapa saja yang mengamalkan apa yang telah beliau contohkan maka ia akan menjadi pengikut Rasulullah yang beruntung.
Demikianlah ulasan mengenai puasa sunnah beserta manfaatnya, sahabat dapat mulai membiasakannya dari yang paling ringan terlebih dahulu. Selain berpuasa, sahabat juga dapat menjadi bagian dalam sedekah buka puasa sunnah untuk adik-adik yatim di panti melalui platform Indonesia Berbagi. Klik tautan berikut untuk sedekah buka puasa yatim di panti: Donasi Sedekah Buka Puasa Yatim