fbpx
Meneladani Nabi Ibrahim, Sosok Ayah dan Kekasih Allah

Table of Contents

Rahmatanlilalamin.or.id – Sosok ayah memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga yakni sebagai seorang pemimpin. Bukan hanya sebagai kepala keluarga dan menjadi pencari nafkah, sosok ayah juga berperan sebagai perisai yang akan menjadi pelindung bagi istri dan anak-anaknya.

Bagi sebagian anak laki-laki mereka menjadika ayahnya sebagai superhero yang menjadi suri tauladan dan idola dalam hidup mereka, ia akan menjadi pelindung dalam keadaan apapun. Adapun bagi anak-anak perempuan, kebanyakan mengabadikan ayahnya sebagau cinta pertama bagi mereka serta menggambarkannya sebagai tipe calon suaminya kelak dengan sifat yang dimiliki oleh ayahnya.

Al-Quran menghadirkan sosok ayah dalam beragam kisah penuh hikmah dalam Al-Qur’an salah satunya adalah kisah nabi Ibrahim. Seperti kita ketahui Nabi Ibrahim AS, merupakan sosok ayah yang tabah dan sangat taat kepada Allah. Walaupun sempat pergi meninggalkan sang istri, Siti hajar beserta buah hatinya Nabi Ismail dilahan yang panas gersang dan tidak ada sumber air karena harus mengembean perintah Allah, Nabi Ibrahim tetap mendo’akan istri dan anaknya tersebut.

Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 37 berikut.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Peristiwa diatas menunjukan betapa besarnya kasing sayang Nabi Ibrahim kepada keluarganya. Hal itu patut menjadi suri tauladan bagi para ayah saat ini yang sering pergi ke luar kota untuk mengurusi pekerjaan. Walaupun ia jauh dari anak dan istrinya, akan tetapi ketaatannya kepada Allah harus tetap menjadi komitmennya dalam menjalankan misi hidupnya.

Walaupun berpisah jauh dengan keluarganya, Nabi Ibrahim tetap bersungguh-sungguh menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga dan menjadi motor kehidupan keluarga. Selain itu Nabi Ibrahim juga tetap memperhatikan keluarganya dari kejauhan dengan cara mendoakannya. Karena dengan berdo’a kepada Allah segala urusan Nabi Ibrahim dan keluarga sangat dipermudah.

Seorang ayah boleh saja meninggalkan anak dan istri untuk menjalankan pekerjaan atau misi dakwahnya, akan tetapi satu yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang ayah yakni Allah swt. Jadi seorang ayah harus senantiasa terhubung dengan Allah karena memang hanya Allah yang senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran dan perlindungan kepada setiap hambanya.

Setelah pulang dan bertemu dengan anaknya Ismail As, Allah kembali menguji kemimanannya dengan ujian yang lebih berat dari sebelumnya yakni menyembelih anak kandungnya, Ismail as. Disinilah kesabaran ayah dibangun dengan berbagai ujian yang berat.

Sahabat, dalam meneladani sosok ayah seperti Nabi Ibrahim as setidaknya ada 3 hal mendasar yang harus dimiliki oleh seorang ayah.

Pertama, Keterbukaan terhadap anak dan istri. Kesulitan apapun yang sedang dihadapi oleh keluarga baiknya dibicarakan bersama keluarga. Tat kala Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelih anaknya, beliau memanggil Ismail dan mengajak duduk bersama seraya bertanya kepada Ismail. ”Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!”. Dalam hal ini, selain bersikap terbuka, Nabi Ibrahim juga tak segan untuk meminta masukan dan menyimak apa yang dipikirkan oleh anaknya.

Kedua, Melibatkan anak dalam berbagai urusan penting. Seorang anak akan selalu mencontohi ayahnya dalam menyelesaikan berbagai masalah untuk itu libatkanlah anak dalam urusan keluarga karena hal tersebut bisa jadi salah satu faktor pendewasaan bagi anak. Dalam hal ini nabi Ibrahim mengajak ismail untuk berdialog mengenai perintah Allah yang datang kepadanya, yakni untuk menyembelih anak semata wayangnya tersebut.

Ketiga, Kesabaran. Kesabaran merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang ayah yang tugasnya terkadang berat dan berkali lipat. Saat menjawab pertanyaan dari ayahnya nabi ismail berkata : ”Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Hal itu menggambarkan kepribadian luar biasa yang dimilikinya serta menunjukan apa yang menjadi sikap dari Ismail tersebut adalah buah dari pendidikan sang ayah yang penuh kesabaran dalam prosesnya.