fbpx
8 Makna Tahun Baru Islam Tanggal 1 Muharram

Table of Contents

Rahmatanlilamin.or.id – Perayaan tahun baru Islam yang digelar setahun sekali pada tanggal 1 Muharram memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam.

Perayaan tahun baru Islam ini tak hanya diperingati sebagai momentum pergantian tahun saja. Momentum ini juga dijadikan sebagai momen peringatan untuk mengenang peristiwa hijrahnya umat Islam dari Mekkah menuju Madinah. Dimana peristiwa tersebut menjadi salah satu dasar ditetapkannya bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriyah.

Adapun salah satu hal yang mendasari hijrahnya Rasulullah bersama umatnya pada saat itu ialah kondisi dan situasi Kota Mekkah yang sudah tidak aman dan nyaman lagi untuk mensyiarkan ajaran Islam.

Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Muhammad SAW beserrya sahabatnya ke kota Yatsrib (Madinah) dari kota Mekkah. Hijrahnya Nabi dan para sahabat lainnya ke Madinah bukan merupakan sebuah bentuk mundurnya umat Islam pada saat itu.

Baca Juga: Makna Bulan Muharram Bagi Umat Islam

Namun, ibarat kata mundur selangkah untuk mencapai kemenangan umat Islam beberapa kemudian, itulah yang dilakukan umat Islam pada saat itu. Dan hal itu terbukti karena beberapa waktu kemudian umat Islam berhasil menaklukan kota Mekkah dengan damai.

Tahun baru Islam merupakan momen bagi seluruh Muslim untuk bermuhasabah, memohon ampun atas segala kesalahan satu tahun ke belakang, serta bersyukur atas nikmat dipanjangkannya umur hingga awal tahun berikutnya.

Lantas, apa saja makna tahun baru Islam yang perlu diketahui oleh setiap Muslim? Berikut adalah beberapa makna tahun baru Islam yang harus diketahui.

Makna Tahun Baru Islam

1. Momen untuk Mempersiapkan Hari Esok

Tahun baru Islam sebagai momen pergantian tahun dari tahun sebelumnya ke tahun berikutnya. Tahun ba merupakan momen untuk bermuhasabah atau melakukan evaluasi diri dan kemudian mempersiapkan hari esok yang lebih baik lagi.

Mempersiapkan hari esok agar lebih baik lagi merupakan salah satu hal baik bagi seorang Muslim, baik mempersiapkan hari esok saat di dunia ataupun hari esok yang dimaknai hari akhirat. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. [59]: 18)

2. Introspeksi dan Muhasabah Diri

Makna selanjutnya dari peringatan tahun baru Islam ialah sebagai momen untuk melakuka introspeksi dan muhasabah diri. Melakukan introspeksi dan muhasabah menjadi penting untuk dilakukan untuk melakukan evaluasi diri selama satu tahun ke belakang dan membuat opsi perbaikan di masa yang akan datang.

Hal ini dapat menjadikan seorang Muslim sebagai golongan yang beruntung karena hari-harinya dilalui dengan semangat perbaikan. Disebutkan bahwa muslim yang hari ininya lebih baik dari hari kemarin adalah muslim yang beruntung. Hal demikian sesuai sabda Nabi berikut ini.

“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”

3. Memperingati Peristiwa Hijrah Nabi

Disebutkan bahwa Rasulullah beserta para sahabatnya melakukan Hijrah dari Mekkah ke Madinah pada bulan Muharram, hal itulah yang mendasari bulan Muharram dijadikan sebagai bulan pertama dalam kalender Islam.

Peristiwa hijrahnya Nabi ke Madinah sendiri dapat dimaknai sebagai awal dari kemenangan dan kejayaan Islam pada saat itu, hal itu dikarenakan di Madinah umat Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga beberapa waktu kemudian mampu menaklukan kota Mekkah dengan penuh perdamaian.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Muharram yang Harus Diketahui Seorang Muslim

4. Merefleksikan Semangat Perjuangan Tanpa Putus Asa

Makna tahun baru Islam yang berikutnya ialah dapat diartikan sebagai momen untuk merefleksikan semangat perjuangan dan optimisme yang tinggi tanpa mengenal rasa putus asa.

Hal itu sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah beserta para sahabatnya yang senantiasa semangat dan optimis ketika Hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Pada saat itu, Rasulullah dan para sahabatnya melawan rasa sedih dan takut saat hijrah, dimana mereka semua harus meninggalkan tanah kelahiran, keluarga, serta harta benda yang mereka miliki.

5. Mengokohkan Keimananan

Tahun baru Islam merupakan momen pengingat kembali tentang peristiwa Hijrah sehingga dapat meningkatkan keimanan seorang Muslim serta memantapkan akidah yang dimilikinya.

Peristiwa Hijrah tentunya memberikan pelajaran pada umat Islam agar tidak memperdulikan segala macam gangguan yang bertujuan menggoda iman.

Selain itu, pada peristiwa Hijrah juga kita dapat mengambil pelajaran tentang membangun rasa optimis di atas keimanan, seperti haknya rasa optimis Rasulullah akan keberhasilan dan kesuksesan hijrah dan dakwahnya di Madinah meskipun melalui berbagai ancaman serta kesulitan yang besar dalam menempuh perjalanannya.

6. Mengenalkan Sisi Kepahlawanan dalam Sejarah Islam

Momen tahun baru dapat dimaknai sebagai momen untuk memperkenalkan kembai kepada generasi muda akan momen atau semangat kepahlawanan melalui peristiwa hijrah.

Pada peristiwa tersebut perjuangan rasul dan para sahabatnya selama melakukan perjalanan itulah menjadi makna tahun baru hendaknya diresapi betul agar perjalanan penuh dengan pengorbanan itu sendiri menjadi pelajaran hidup bagi umat manusia.

7. Momen Menuju Kebaikan

Makna tahun baru Islam selanjutnya ialah sebagai momen menuju kebaikan. Nah dalam hal ini, umat Islam dapat mengisi momen ini dengan menebar kasih sayang terhadap keluarga ataupun masyarakat lain serta berbagi terhadap sesama khususnya kepada orang yang membutuhkan.

Baca Juga: Alasan Kenapa Bulan Muharram Disebut Sebagai Bulan Mulia

8. Menjadikan Diri Sebagai Pribadi yang Berakhlak Mulia

Tahun baru Islam memberikan makna kepada umat Islam agar menegaskan kembali pentingnya menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.

Momen untuk merubah diri dari perbuatan atau akhlak tercela menjadi akhlak yang baik atau akhlakul karimah serta menjadikan pribadi yang senantiasa meninggalkan kebiasaan melanggar larangan-Nya menjadi pribadi yang taat dalam melaksanakan perintah-Nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *